Langkau ke kandungan utama

CINTA SEPIHAK (One Side Love)

(Untuk Suamiku Tercinta)
To: My Beloved Husband


Pergilah!
Go!
Biarkan aku menghimpun rindu kepadamu
Let me gather longing for you
Biarkan aku menghirup aroma khas minyak misik di baju yang pernah kamu kenakan dulu
Let me inhale the distinctive aroma of musk oil on the clothes you used to wear
Biarkan aku menulis riwayat demi riwayat betapa Tuhan Maha Baik menciptakan kamu yang terindah dalam hidupku
Let me write history after history about how good God made you the most beautiful in my life


Pergilah!
Go!
Meskipun air mata ini tidak bisa berhenti menangisi kepergianmu
Even though these tears can't stop crying over you
Walaupun fikiranku tidak mau kupaksa untuk tidak berkabung seperti ini
Even though I don't want to force my mind not to mourn like this
Akan kucoba sekuat tenaga lari dari kenyataan bahwa dunia mengatakan kamu benar-benar meninggalkanku sendiri
I will try my best to run away from the fact that the world says you left me alone


Sungguh!
Really!
Tidak ada yang mampu menggantikanmu dalam relung rindu dan ruang hati
No one can replace you in the recesses of longing and heart space
Tapi cinta sepihak
But one-sided love...
Membuatku mengulang momen demi momen terluka, menjahit rasa sakit di tubuhku, merajut kenangan silam yang membuktikan betapa hebatnya kamu meyakinkanku kembali terjatuh lagi
Makes me repeat the moments of hurt, sewing the pain in my body, knitting memories that prove how great you are to convince me to fall again


Percayalah!
Believe me!
Aku masih mencintaimu, semerekah saat pertama kali kamu mengucapkan ijab qabul berjanji mencintaiku sehidup sesurgamu
I still love you, as happy as the first time you said ijab qabul promised to love me as long as your heaven
Namun ketidakhadiranmu di sisiku menggoreskan lebam sangat dalam di setiap inti dari hatiku.
But your absence by my side etched deep bruises in every core of my heart :)



Luluk Maslukha
Pasuruan, 4 September 2022











Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Sebuah Rumah Untukku Pulang

  Ketika usiaku beranjak dewasa Aku semakin melihat pada realita Ketika semuanya terasa berat Mengingat ada beberapa hal yang menjadi tanggung jawab Maka aku akan pulang Pulang pada palung yang aman Tempatku kembali Pada kesejatian diri 1001 hari telah kulewati Kutemukan peristiwa demi peristiwa terjadi Itu terkadang membuatku bersyukur Juga sesekali menangis  Kukatakan pada diri Kuatlah Karena aku tahu aku bisa Pulang dengan utuh kembali pada diri sendiri. Luluk Maslukha Pasuruan, 13 Agustus 2025

Ibu Cinta Pertama & Terakhir (My First and Last Love, Mother)

  Ibu matamu memancarkan kejujuran Mother, your eyes radiate honesty Kejujuran untuk selalu menemaniku Honesty to always be by my side Menjadi teman tidurku, teman belajarku To be my bedtime companion, my study partner Dan teman sej atiku dalam kehidupan And my true friend in life Engk au ada saat aku butuh You are there when I need you Me mbangunkanku ketika terjatuh Lifting me when I fall Engkau adalah cinta You are love Di anta ra cita-cita luhur nan mulia Among the noble and lofty dreams Hadirmu bak pelita Your presence is like a lantern Yang dapat menerangi gelap gulita That can light up the darkness Engk au adalah bentuk kesederhanaan You are the embodiment of simplicity Dari indahnya lukisan Tuhan  From the beauty of God’s masterpiece Waktu berlalu  Time passes Engkau tetap di hatiku You remain in my heart Ibu!! Mother!! Engkau cinta pertama dan terakhirku You are my first and my last love. Luluk Maslukha Pasuruan, 23 Agustus 2025

SEPUISI SEHATI

“Jika waktu adalah tumpuan Kenangan demi kenangan berarti dalam impian Berjanji untuk selalu ada Setia temani suka nan duka Bilamana kamu memang yang terakhir Bersemayam di relung jiwa sebagai takdir Maka aku mencumbu mesra Di antara tangis dan buaian do'a-do'a Apabila ini cinta Semoga Tuhan mengabadikannya Menjadikan cerita romantika sepanjang masa Untuk dibaca anak cucu kita Dan kalau kamulah sejatinya Temani aku hingga terbenam bersama senja Seumur hidup berdua Sampai ajal menjemput raga ke Surga”. Luluk Maslukha Pasuruan, 28 Agustus 2022